Ketika ku mendengar suatu auman, diriku merasa takut, mencoba tak mendengar namun auman itu sangat kuat berada di telingaku. Memang aku sadar auman itu hanya auman kucing namun sangat nyaring dan menakutkan di hidupku. Aku hanya menurung diri di kamar tanpa di temani siapa pun.
Dimana aku bisa merasanyaman itu lah tempat tinggalku, aku tinggal di blok 3H Perum Citra .
Sebenarnya asliku bukan dari sini aku orang Jogja ya mungkin aku masih keturunan kraton. Ayahku bukan asli Indonesia ,dia asli Belanda. Dulu aku sempat di ceritakan oleh nenekku tentang hubungan orangtuaku semasa waktu sebelum menikah. Ternyata mereka tidak boleh menikah karena keluarga Mama ku melarang ,Mama untuk menikah dengen orang luar negeri apalagi Belanda, Negara yang pernah menjajah Bumi Pertiwi ini selama kurang lebih 350 tahun. Namun akhirnya mereka pun menikah karena Ayahku telah bersumpah benar-benar tidak ada niat buruk untuk menikahi Mamaku.
“Hari Minggu dimana aku bisa meluangkan waktu berkumpul dengan keluarga “ Itu kata yang sering diucapkan oleh kedua orangtuaku. Aku hanya bisa senyum dan merasa iri dengan yang setiap hari mereka bersama-sama dengan keluarganya. Tapi aku engga boleh iri, karena sebenarnya aku juga punya kelebihan yang mereka tidak punya. Kita semua sama ada kekurangan dan kelebihan, yang membedakan kita cuma Ketakwaan kita kepada tuhan. Memang kedua orangtuaku tidak pernah mengajariku soal agama namun, aku ingin sekali belajar lebih dalam.
Ketika suatu saat pada hari pertama aku masuk kedalam suatu sekolah baru aku merasakan betapa kuat aura di sana. Mencoba untuk mencari tahu ada apa di balik itu? . Aku terus bertanya tanya tentang itu. Ketika aku berjalan melalui sesuatu lorong diriku merasa dingin dan nyaman. Aku mencoba menikmati itu namun sayang tempat itu bukanlah tempat yang cocok untuk berdiam diri karena itu hanyalah suatu lorong bekas peninggalan bersejarah, yang jarang di lewati oleh orang orang. Pada suatu hari aku mencoba untuk melewatinya lagi, namun alangkah terkejutnya diriku melihat sosok orang asing dan entah kenapa dia berbeda dari yang lain. Aku coba mendekatinya bertanya tanya tentang sekolah ini. Ya sangat banyak cerita yang telah aku dengar, namun alangkah terkejutnya lagi temanku memanggilku dan ia bilang “hey, sedang apa kau di sana?apakah sedang berbicara dengan seseorang.” Aku pun menjawab “Ya, aku di sini sedang mendengarkan cerita” . Tapi temanku itu langsung tiba tiba menninggalkanku dan lari seperti dikejar singa. Namun ketika aku menoleh ke kanan di tempat sesok orang tadi ternyata dia menghilang begitu saja. Sudah sebulan berlalu, aku telah menjadi siswi tetap di sekolah ini, menjadi lebih dari pada sekolah sebelumnya. “
Aku adalah aku bukan orang lain “ itulah salah satu perinsipku, memang aku ini anak keras kepala menganggap semua yang aku lakukan itu benar, ya karena aku anak terakhir dari 2 bersaudara yang memang beda sifat satu sama lain.
Hari ini hari Senin saat aku berangkat sekolah untuk upacara, pertama kali menjadi petugas di Sekolah ini aku merasa gugup entah kenapa ini selalu terjadi jika aku baru pertama atau beberapa kali melakukannya. Alhamdulilahnya aku sudah tidak gugup lagi karena aku sudah terbiasa. Di sekolah ini aku menjadi seseorang wakil ketua , mungkin ini tidak terlalu sulit tapi benar benar harus ku jalani dengan penuh tanggung jawab. Pagi pagi aku langsung disapa oleh kakak kelas , aku tekejut melihatnya. Dan merasa deg-degan , aku hanya bisa diam di depannya.Pagi berganti siang. Ketiga kalinya aku jalan menelusuri lorong itu mencari dimana sosok orang yang pertama kali aku ajak cerita. “Siapa dia?Dari mana asalnya? Kelas berapa dia” Itu yang selalu aku pertanyakan. Mungkin aku takan pernah tau tentang dia.Aku hanya dapat penasaran tentang dia.
Hari hariku terasa cepat seaakan seperti pasir yang ditiup, Aku telah menjadi remaja. Di sini aku belajar banyak untuk membuat masa depanku lebih indah. Aku sekarang telah lupa akan sosok-sosok yang selalu menghantuiku dulu. Dan kini aku belajar untuk tidak mengingat-ingat itu.
Sebenarnya asliku bukan dari sini aku orang Jogja ya mungkin aku masih keturunan kraton. Ayahku bukan asli Indonesia ,dia asli Belanda. Dulu aku sempat di ceritakan oleh nenekku tentang hubungan orangtuaku semasa waktu sebelum menikah. Ternyata mereka tidak boleh menikah karena keluarga Mama ku melarang ,Mama untuk menikah dengen orang luar negeri apalagi Belanda, Negara yang pernah menjajah Bumi Pertiwi ini selama kurang lebih 350 tahun. Namun akhirnya mereka pun menikah karena Ayahku telah bersumpah benar-benar tidak ada niat buruk untuk menikahi Mamaku.
“Hari Minggu dimana aku bisa meluangkan waktu berkumpul dengan keluarga “ Itu kata yang sering diucapkan oleh kedua orangtuaku. Aku hanya bisa senyum dan merasa iri dengan yang setiap hari mereka bersama-sama dengan keluarganya. Tapi aku engga boleh iri, karena sebenarnya aku juga punya kelebihan yang mereka tidak punya. Kita semua sama ada kekurangan dan kelebihan, yang membedakan kita cuma Ketakwaan kita kepada tuhan. Memang kedua orangtuaku tidak pernah mengajariku soal agama namun, aku ingin sekali belajar lebih dalam.
Ketika suatu saat pada hari pertama aku masuk kedalam suatu sekolah baru aku merasakan betapa kuat aura di sana. Mencoba untuk mencari tahu ada apa di balik itu? . Aku terus bertanya tanya tentang itu. Ketika aku berjalan melalui sesuatu lorong diriku merasa dingin dan nyaman. Aku mencoba menikmati itu namun sayang tempat itu bukanlah tempat yang cocok untuk berdiam diri karena itu hanyalah suatu lorong bekas peninggalan bersejarah, yang jarang di lewati oleh orang orang. Pada suatu hari aku mencoba untuk melewatinya lagi, namun alangkah terkejutnya diriku melihat sosok orang asing dan entah kenapa dia berbeda dari yang lain. Aku coba mendekatinya bertanya tanya tentang sekolah ini. Ya sangat banyak cerita yang telah aku dengar, namun alangkah terkejutnya lagi temanku memanggilku dan ia bilang “hey, sedang apa kau di sana?apakah sedang berbicara dengan seseorang.” Aku pun menjawab “Ya, aku di sini sedang mendengarkan cerita” . Tapi temanku itu langsung tiba tiba menninggalkanku dan lari seperti dikejar singa. Namun ketika aku menoleh ke kanan di tempat sesok orang tadi ternyata dia menghilang begitu saja. Sudah sebulan berlalu, aku telah menjadi siswi tetap di sekolah ini, menjadi lebih dari pada sekolah sebelumnya. “
Aku adalah aku bukan orang lain “ itulah salah satu perinsipku, memang aku ini anak keras kepala menganggap semua yang aku lakukan itu benar, ya karena aku anak terakhir dari 2 bersaudara yang memang beda sifat satu sama lain.
Hari ini hari Senin saat aku berangkat sekolah untuk upacara, pertama kali menjadi petugas di Sekolah ini aku merasa gugup entah kenapa ini selalu terjadi jika aku baru pertama atau beberapa kali melakukannya. Alhamdulilahnya aku sudah tidak gugup lagi karena aku sudah terbiasa. Di sekolah ini aku menjadi seseorang wakil ketua , mungkin ini tidak terlalu sulit tapi benar benar harus ku jalani dengan penuh tanggung jawab. Pagi pagi aku langsung disapa oleh kakak kelas , aku tekejut melihatnya. Dan merasa deg-degan , aku hanya bisa diam di depannya.Pagi berganti siang. Ketiga kalinya aku jalan menelusuri lorong itu mencari dimana sosok orang yang pertama kali aku ajak cerita. “Siapa dia?Dari mana asalnya? Kelas berapa dia” Itu yang selalu aku pertanyakan. Mungkin aku takan pernah tau tentang dia.Aku hanya dapat penasaran tentang dia.
Hari hariku terasa cepat seaakan seperti pasir yang ditiup, Aku telah menjadi remaja. Di sini aku belajar banyak untuk membuat masa depanku lebih indah. Aku sekarang telah lupa akan sosok-sosok yang selalu menghantuiku dulu. Dan kini aku belajar untuk tidak mengingat-ingat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar