Rabu, 28 November 2012
MENATAP MERAPI DARI SUDUT KECILNYA

Liburan sekolah kali ini terasa sangat indah,
karena dapat melihat berbagai macam tumbuhan-tumbuhan yang rindang. Sesampainya
saya di daerah Magelang, saya mulai melihat beberapa gunung. Magelang, kota yang dikelilingi
gunung dan hanya satu - satunya kota di Indonesia. Padahal kita tahu,
letak Indonesia di antara dua patahan lempengan Bumi. Maka tidak heran bila
Indonesia banyak terdapat gunung dan pegunungan. Ratusan gunung berjajar dari
ujung barat hingga ujung timur nusantara. Lima gunung tersebut ialah gunung Merbabu,
Merapi, Sumbing, Sindoro, dan Slamet. Ada pula 2 bukit yang sangat indah yaitu
bukit Telomoyo, dan Menoreh. Saya mulai melewati daerah yang menanjak, karena
di sana adalah lereng Gunung Merapi dan Merbabu. Saya melihat beberapa
perkebunan sayur dan buah. Diantaranya ada buah melon, stroberi, melodi,
kemudian terdapat kebun cabai, loncang,
wortel, kubis, sawi, dan kentang. Di sana saya juga melihat kebun tembakau.
Beraneka macam tumbuhan dataran tinggi di sana. Saya bersyukur masih bisa
melihat keragaman buah dan sayuran langsung dari tempat tumbuhnya. Di sana suhunya
sangat dingin, sampai-sampai saya yang sudah memakai jaket pun masih
kedinginan. Tentu karena di sana daerahnya sangat dingin, walaupun siang hari.
Ketep Pass adalah salah satu nama sebuah objek
wisata di Ketep, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah. Ketep Pass ini merupakan
Obyek Wisata alam yang dikembangkan dengan ciri khas wisata kegunungapian,
khususnya Gunung Merapi. Ketika sampai di depan pintu masuk ke Ketep, terlihat
di dinding tulisan KETEP PASS. Alhamdulilah akhirnya sampai juga di tempat
tujuan. Waktu itu cuacanya berawan
mungkin hampir hujan, namun semakin siang mulai cerah kembali. Pertama kali
yang aku dan seekeluarga lakukan ialah membeli tiket masuk dan untuk menonton
film tentang Gunung Merapi. Bioskop ini menyajikan film berupa sejarah dari
Gunung Merapi yang meliputi peristiwa terbentuknya Gunung Merapi, jalur-jalur
pendakian,penelitian di puncak Garuda, letusan dahsyat Gunung Merapi, dan
berbagai peristiwa yang terjadi dalam rentetan waktu tertentu. Durasi dari film ini cukup pendek, hanya sekitar 25 menit. Ruang untuk pemutaran film itu pun tidak
begitu luas, jadi banyak sekali pengunjung yang mengantri. Bioskop ini memiliki kapasitas tempat duduk yaitu 78 kursi. Tapi, saya merasa senang karena saya tidak begitu lama mengantri. Jadi
waktu saya tidak terbuang dengan sia-sia.
Begitu keluar dari ruangan film tadi, saya bingung mau kemana karena
begitu luasnya tempat tersebut. Akhirnya saya menuju ke sebuah balkon, dan saya
bisa melihat banyak pemandangan yang indah di sana. Hujan sempat turun
sebentar, namun kembali menjadi cerah lagi.

Setelah selesai saya kembali ke balkon lagi.
Ternyata, di sana ada teropong untuk melihat puncak gunung merapi. Awalnya saya
tidak tahu bagaimana caranya, setelah ada salah satu petugas dari Ketep Pass
tersebut. Ia menerangkat bagaimana caranya dan ternyata harus memasukan koin
dulu. Bukan sembarang koin, koin tersebut khusus. Kemudian, saya mencoba
melihatnya lagi. Sempat ada awan yang menghalangi puncak merapi dah butuh
beberapa menit untuk menunggu awan itu pergi. Dan akhirnya saya bisa melihat
puncaknya, walaupun sedikit buram karena terlalu jauh. Di situ saya melihat
puncak merapi yang ada belerang yang berwarna kuning dan sedikit berasap.
Serasa terbayarkan perjalan yang begitu panjang dengan melihat puncak merapi
dari kejauhan. Di balkon tersebut ada Plataran Panca
Arga mempunyai arti Lima Gunung. Lokasi ini merupakan puncak tertinggi di Obyek
Wisata Ketep Pass. Dari puncak tertinggi ini pengunjung dapat melihat 5 gunung,
yaitu Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, dan Slamet. Selain kelima Gunung tersebut pengunjung juga dapat melihat dan menikmati gunung-gunung
kecil dan bukit-bukit yang sangat indah antara lain Gunung
Tidar, Gunung
Andong, Gunung Pring, Bukit Menoreh, Bukit Telomoyo.
Selanjutnya
saya menuju ke tempat yang lain. Tempat itu sedikit jauh dan sayangnya kami harus
menaiki beberapa anak tangga untuk bisa sampai di sana. Di sana ternyata adalah
tempat untuk beristirahat para pengunjung untuk menikmati lebih santai
keindahan daerah pegununga. Kemudian ada beberapa orang yang menyewakan teropong
kecil. Awalnya saya ragu untuk meminjamnya, namun akhirnya saya berani untuk
meminjamnya. Ternyata harganya sangat terjangkau, yaitu Rp 10.000. Lumayan lah
bisa melihat-lihat pemandangan yang ada di sekitar ketep pass tersebut, salah
satunya saya melihat perkebunan stroberi dan melihat jalan yang berkelok-kelok,
serta deretan rumah rumah warga yang ada di lereng. Di situ juga saya melihat
petani yang sedang melakukan beberapa aktifitasnya. Beberapa aktifitas yang
dilakukan oleh para petani tersebut adalah memanen beberapa buah dan sayur. Ada
pula yang sedang menyirami perkebunannya. Di sana saya juga melihat orang yang
membawa beberapa karung rumput hijau, dan tampaknya orang tersebut ialah
seorang peternak .
Kemudian, saya melanjutkan perjalanan untuk
kembali pulang ke rumah. Jalan yang di ambil sedikit berbeda dari yang tadi
berangkat. Entah ini mengarah kemana, saya tidak bisa membedakan arah, mana
timur mana barat, mana selatan, dan mana utara. Saat pulang pun pemandangan hampir
sama. Banyak perkebunan yang terbentang luas. Saya juga melihat pembibitan
stroberi melalui sistem tanam hidroponik. Hidroponik adalah cara menanam tanpa
melalui media tanah. Ditengah-tengah perjalanan saya mampir di sebuah warung
makan yang kurang terkenal namanya. Setelah selesai menikmati makanan yang
disediakan kami melanjutkan perjalanan pulang. Suara adzan Asar pun terdengar,
kemudian kami sekeluarga menunaikan ibadah sholat di mesjid terdekat. Sempat dibeberapa
lalu lintas terkena macet yang membuat pejalanan semakin lama. Setelah
perjalanan yang cukup lama karena macet, akhirnya sampai di rumah juga, dengan
selamat.
Langganan:
Postingan (Atom)